Mengetahui pH Tanah sangat Penting
Tahukah sahabat mengenai kandungan yang terkandung di tanah?, mari kita bahas tuntas tentang cara mengukur pH tanah.
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Jadi Tanah ialah media alami yang sangat diperlukan dalam kegiatan bercocok tanam. Tingkat dari kesuburan tanaman tergantung dari kemampuan tanaman dalam hal menyerap unsur hara yang tersedia di dalam tanah. Faktor yang penting mempengaruhi proses peyerapan unsur hara oleh akar tanaman yaitu dari derajat keasaman tanah (pH tanah).
Tanah yang sangat cocok untuk ditanami oleh tanaman adalah tanah yang mengandung banyak dari unsur hara dan mineral, mempunyai tingkat kelembaban cukup tinggi, bertekstur lempung bahkan tidak terlalu keras maupun padat, terdapat banyak mikroorganisme yang hidup di dalamnya, serta bukan termasuk tanah basa atau tanah masam dengan kata lain memiliki pH atau tingkat keasaman netral. Dari semua ciri ciri tersebut, tingkat keasaman pada tanahlah yang menjadi indikator apakah tanah tersebut layak untuk ditanami tanaman.
Perlu sahabat ketahui dari pH tanah dimulai dari 0 – 14, jika saat pengujian tingkat keasaman tanah menunjukan rentang angka 0 – 7, maka tanah tersebut termasuk ke dalam tanah asam.
Sedangkan tanah basa jika tingkat keasaman menunjukan angka antara 7 – 14. Kondisi tanah netral atau normal jika tingkat dari keasaman berada pada angka 6 – 8 dan kondisi idealnya yaitu berada pada angka 6,5 – 7,5.
Di bidang pertanian sendiri, menaikan tingkat keasaman tanah sangat penting dilakukan, terlebih lagi jika tanah yang dikelola yaitu termasuk tanah gambut. Lalu bagaimana cara yang harus diperlukan menaikan pH tanah tersebut. Dibawah ini ada beberapa yang bisa dilakukan, antara lain:
Cara pertama ini bisa dilakukan untuk menaikan pH tanah dengan menaburkan kaptan atau kapur. Cara ini dinilai sangat efektif untuk menaikan pH tanah serta menghindari keracunan tanaman. Kapur yang tepat harus mengandung magnesium dan kalsium atau dolomit. Pemberian kapur ini pada tanah asam tidak dapat bertahan lama karena tanah akan berubah kembali menjadi asam, serta kapur yang diperlukan tidak sedikit dan membutuhkan biaya yang banyak. Oleh sebab itu, jika mempunyai sebidang tanah asam yang sangat luas, cara ini tidak dianjurkan untuk diterapkan dalam menaikan pH tanah.
Tanah asam sering sekali kekurangan unsur hara yang sangat penting bagi tanaman seperti nitrogen (N), phospor (P) dan kalium (K). Sebagian besar pada tanah asam unsur tersebut terikat kuat di dalam tanah sehingga akar tanaman sulit untuk menyerapnya. Jika sudah hal seperti itu pemberian pupuk tambahan perlu segera dilakukan. Perlu diingat juga, saat memberikan pupuk harus sesuai dengan fase tumbuh tanaman agar unsur hara yang terdapat di dalam pupuk dapat terserap dengan baik oleh tanamannya. Pemberian pupuk juga akan membuat tanah asam menjadi netral, meskipun tidak dalam jangka waktu lama.
Pemberian bahan organik tidak akan cukup untuk meningkatkan pH tanah. Mikroorganisme yang diberikan pada tanah asam memiliki peran penting terutama dalam mengolah bahan organik yang belum terurai sempurna di dalam tanah. Jika bahan organik sudah terurai, maka proses dekomposisi terjadi lebih cepat. Perlu diketahui jika bahan organik belum terurai sempurna, kemungkinan tanah menjadi lebih asam mungkin akan terjadi. Oleh karena itu, semakin cepat pemberian mikroorganisme pengurai maka semakin cepat pula pH tanah naik.
Jika cara yang di atas masih belum juga berhasil, perhatikan saluran di drainase. Tanah yang tergenang atau banyak mengandung air sudah tentu memiliki pH rendah. Sebab, unsur hara yang terdapat di dalam tanah telah larut di dalam air. Hal inilah yang terjadi di daerah rawa, di mana tingkat keasaman tanah atau pH mencapai 3. Oleh sebab itu, pastikan lahan yang diolah memiliki sistem drainase yang baik agar tidak tergenang terutama ketika musim hujan telah tiba.
Tidak semua pupuk cocok dan baik untuk tanaman. Bahkan beberapa pupuk akan merusak atau bisa mematikan tanaman. Keadaan berkaitan dengan sifat dari pupuk sendiri salah satunya ialah bersifat asam. Perlu diingat tidak semua tanaman bisa mentoleransi perubahan pH tanah menjadi asam secara tiba – tiba. Pupuk tersebut akan membuat tanah menjadi asam dan pH tanah turun, pupuk yang dimaksud antara lain urea, ZA, KCl, dan amonium sulfat.
Keberadaan gulma disekitar tanaman merupakan pertanda buruk tanah tersebut mengandung pH rendah. Adanya gulma tentunya sangat merugikan terutama bagi tanaman tanaman induk, disebabkan gulma ikut menyerap unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Salah satu cara yang efektif menghilangkan gulma dengan cara kimia berupa pemberian herbisida yang berkala. Pemberian herbisida tidak bisa sembarangan dan harus sesuai dosis serta waktu. Jika tidak justru tanaman induk akan mati atau terjadi kerusakan lingkungan.
Selain beberapa cara di atas tadi, hal yang bisa dilakukan adalah dengan mencari dan menggolongkan tanaman berdasarkan tingkat ketahanan terhadap tanah asam. Dengan cara ini, para petani bisa mengetahui tanaman apa saja yang tahan dan sesuai untuk ditanam serta dibudidayakan pada tanah asam terutama pada lahan gambut yang tersebar luas di Indonesia.
Bagi tanah yang dalam kondisi basa (tingkat keasaman lebih dari 7,5), untuk menetralkan perlu menurunkan tingkat keasamannya. Di bawah ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan pH tanah antara lain:
Produk :
Produk yang sangat berguna bagi yang suka bercocok tanam. Dilengkapi dengan fungsi 4 in 1 : pH meter, Moisture meter, Sunlight intensity meter, dan Thermometer. Dilengkapi engan display digital yang dilengkapi backlight memudahkan pembacaan hasil pengukuran.
Fitur :
– 4-in-1 Soil Tester for plants, flowers, grass and lawns
– 5 parameters (pH, Celcius & Fahrenheit, Moisture and Sunlight intensity)
– Measures Soil pH (12 levels), Temperature (C & F), Soil Moisture (5 levels) and Sunlight (9 levels)
– 200 mm (7.87 inch) long probe
– Automatic power off
– Survey light intensity of current environment
– LCD built with Backlight
Spesifikasi :
– Test Objects : Sunlight, Moisture, pH and Temperature
– Sunlight (9 levels) : LOW-, LOW, LOW+, NOR-, NOR, NOR+, HGH-, HGH, HGH+
– Moisture (5 levels) : DRY+, DRY, NOR, WET, WET+
– pH value (12 levels) : 3.5 ~ 9.0 pH
– Temperature : -9 ~ 50 C (16 ~ 122 F)
– pH Resolution : 0.5 pH
– Temperature Resolution : 1 C / 1 F
– Low battery indicator
– Backlight : automatically turned off within 1.5 minutes
– Power : 1 x 9V Battery
– Dimension (main unit) : 122 (L) x 63 (W) x 36 (D) mm (4.80′ x 2.48′ x 1.42′ inch)
– Dimension (test probe) : 200 (L) x 5 (D) mm (7.87′ x 0.19′ inch)
– Weight: 75 g (2.65 oz)
Paket Sudah Termasuk :
– 1 x Soil Tester 4 in 1
– User Manual
– Box Packaging
Selesai juga ahirnya pembahasan kita kali ini, Semoga dengan artikel ini dapat membatu sobat Pertanian Seluruh indonesia.
Baca juga :
Customer Service untuk Supplier Pupuk Organik :
– 08563179890 ( cs1 )
– 082143578739 ( cs2 )